Home Top Ad

Responsive Ads Here

A.       Tindakan Sosial Tindakan merupakan perilaku atau aksi manusia sebagai makhluk social yang memiliki makna subjektif bagi pe...

Individu, Kelompok, dan Hubungan Sosial

Hasil gambar untuk interaksi sosial


A.     Tindakan Sosial
Tindakan merupakan perilaku atau aksi manusia sebagai makhluk social yang memiliki makna subjektif bagi pelakunya, namun tidak semua perilaku atau tindakan dapat dikatakan tindakan social. Tindakan social dapat diartikan sebagai tindakan social apabila dalam berinteraksi antara manusia terjadi saling mempengaruhi. Dengan demikian, tindakan social adalah suatu tindakan yang memiliki makna yaitu ketika individu yang berinteraksi dengan individu lain dan hasilnya individu tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu lainnya.
Tindakan social bila dilihat dari orentasinya dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.      Tindakan non social artinya tindakan atau perilaku manusia yang dilakukan oleh seseorang tetapi tidak berorientasi pada orang lain. Contoh, seorang wanita sedang bercermin memandangi dirinya sendiri.
b.      Tindakan social artinya tindakan atau perilaku seseorang yang berorientasi pada orang lain sebagai lawan berinteraksi. Contoh, dua orang pemuda saling menyapa ketika bertemu di masjid.

1.      Ciri-ciri Tindakan Sosial
Menurut Max Weber, tindakan social memiliki ciri-ciri diantaranya :
a.      Jika  tindakan manusia  itu menurut aktornya mengandung makna subjektif dan hal  ini bisa meliputi berbagai  tindakan nyata.
b.      Tindakan nyata  itu bisa bersifat membatin  sepenuhnya 
c.       Tindakan  itu  bisa  berasal  dari  akibat  pengaruh  positif  atas  suatu  situasi,  tindakan yang sengaja diulang, atau  tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam dari pihak mana  pun
d.      Tindakan  itu  diarahkan  kepada  seseorang  atau  kepada  beberapa  individu
e.      Tindakan  itu memperhatikan  tindakan orang  lain dan  terarah  kepada orang  lain  itu.


2.       Jenis-jenis Tindakan Sosial
Max Weber membedakan tindakan social di masyarakat menjadi empat jenis, yaitu :
a.      Tindakan rasionalitas instrumental (Zwerk Rational)
Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk mencapainya.
b.      Tindakan rasional nilai (Werk Rational)
Tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar, sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
c.       Tindakan  afektif/Tindakan yang dipengaruhi emosi  (Affectual Action)
Tipe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar. Tindakan afektif sifatnya spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu.
d.      Tindakan  tradisional/Tindakan karena kebiasaan (Traditional Action)
Dalam tindakan tradisional ini, seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.

B.      Interaksi Sosial
1.      Pengertian Interaksi Sosial
Di dalam kehidupan tentunya manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, manusia akan selalu mencari individu ataupun kelompok lain agar dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang berbalasan antar individu atau antar kelompok. Tindakan saling mempengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol. Berdasarkan uraian diatas, interaksi dapat di definisikan sebagai hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.
2.      Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Gillin dan Gillin tidak semua hubungan sosial dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Suatu hubungan sosial dikatakan sebagai interaksi sosial apabila terdapat dua syarat didalamnya. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication).
a.     Kontak Sosial
Istilah kontak berasal dari bahasa lain yaitu crun dan con yang berarti bersama-sama, sedangkan tangere berarti menyentuh. Jadi kontak social secara baha artinya bersama-sama menyentuh, namun bukan berarti kontak social harus selalu bersentuhan secara fisik tetapi juga bersentuhan secara nonfisik. Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak salingg bereaksi meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
Kontak social dapat dibedakan menjadi beberapa macan, seperti :
1)      Kontak langsung, artinya terjadi secara fisik. Misalnya tersenyum.
2)      Kontak tidak langsung, kontak social yang terjadi melalui perantara seperti melalui telpon, surat atau media mssa lainnya.
3)      Kontak antara individu dengan individu,
4)      Kontak individu dengan kelompok,
5)      Kontak kelompok dengan kelompok.

b.     Komunikasi
Kata ‘Komunikasi’ berasal dari kata ‘communicare’ (Bahasa Latin: berhubungan). Jadi, secara harfiah komunikasi adalah berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Komunikasi akan muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi). Komunikasi memiliki maksud yang luas dibandingkan dengan kontak, karena komunikasi dapat memiliki dan menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Seperti tersenyum dapat ditafsirkan sebagai penghormatan atau ejekan terhadap seseorang.

Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
1)      Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
2)      Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
3)      Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
4)      Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
5)      Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.

3.      Ciri- ciri Interaksi social
Interaksi social akan bias terjadi bila memiliki lawan untuk saling berhubungan, oleh karena itu hubungan timbal balik dapat dikatakan sebagai interaksi jika memiliki ciri-cici sebagai berikut :
a.      Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b.      Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak social
c.       Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d.      Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu.

4.      Faktor pendorong interaksi
 Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut ini.
a.      Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang atau rasional.


b.      Imitasi
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga. Cotohnya seperti seorang anak yang ingin menjadi seperti ayahnya.
c.       Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan oleh seseorang secara sadar. Contohnya seperti seorang lelaki yang mengidolakan tokoh super hero superme
d.      Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus.
e.      Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional.
f.        Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab.


5.      Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang waktu. Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi social dalam kehidupan.
Dengan demikian interaksi sosial memiliki dua bentuk, yakni interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).
a.      Proses Asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang biasanya menghasilkan kerjasama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai berikut.
1)    KerjaSama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:
a)    Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
b)    Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
c)    Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama.
d)    Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu.
2)    Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses interaksi dimana individu atau kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan tersebut. Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
a)    Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu semacam itu disebut tolerant.
b)    Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan. Kompromi dapat pula disebut perundingan.
c)    Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan paksaan.
d)    Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua belah pihak yang bertentangan.
e)    Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui perundingan.
f)     Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian konflik.
g)    Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik kekuatan yang seimbang.
h)    Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
i)      Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam jangka waktu tertentu.
3)    Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
4)    Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain adalah:
a)      Toleransi
b)      Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
c)      Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
d)      Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
e)      Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
f)       Perkawinan campuran (amalgamation)
g)      Adanya musuh bersama dari luar

b.      Proses Disasosiatif
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai berikut:
1)    Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau lebih kuat.
2)    Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan konflik. Kontravensi biasanya proses social yang ditandai rencana dan perasaan tidak suka yang di sembunyikan.


3)    Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor penyebab terjadinya konflik adalah:
a)    Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
b)    Berprasangka buruk kepada pihak lain
c)    Individu kurang bisa mengendalikan emosi
d)    Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
e)    Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi.

C.      Hubungan antara Status, Peranan dalam Interaksi Sosial
1.      Status Sosial
Kadang-kadang dibedakan antara pengertian kedudukan (status) dan kedudukan social (social status).kedudukan diartikan tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok social, sedangkan kedudukan social tempat seseorang dalam lingkungan pergaulannya, prestisenya, serta hak-hak dan kewajiban-kewajibannya. Kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama dan digambarkan dengan kedudukan (status) saja. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu tempat tertentu. Masyarakat pada umumnya mengembangkan tiga macam kedudukan yaitu:
a.      Ascribed status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.
b.      Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja.misalnya seseorang dapat menjadi sarjana kesehatan masyarakat asalkan memenuhi persyaratan tertentu.
c.       Assigned status, merupakan kedudukan yang diberikan kepada seseorang. Kedudukan ini mempunyai hubungan yang erat dengan achieved status. Artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.

2.      Peranan Sosial
Peranan (role) ialah aspek dinamis dari kedudukan (status). Jika seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya di masyarakat, ia telah menjalankan suatu peranan. Tidak ada peranan tanpa kedudukan, dan tidak ada kedudukan tanpa peranan, sebab itu kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang ketika berhadapan dengan kondisi sosial. Peranan mencakup tiga hal yaitu sebagai berikut:
a.       Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
b.      Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c.   Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.

0 coment�rios: